Menteri ESDM: Pembangkit Listrik EBT Bermasalah Akan Segera Diperbaiki

By Admin

nusakini.com--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, dari tahun 2011-2017, telah dibangun 737 unit pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) dengan total anggaran mencapai Rp 3,375 triliun. 

Pembangkit tersebut terdiri dari 11 jenis, yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Mini Hidro (PLTMH), Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terpusat, PLTS Interkoneksi, PLTS Bandara, PLT Hybrid Surya dan Angin, PLT Hybrid Surya dan Diesel, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) CPO, PLT POME, PLT Biomassa, PLT Sampah Kota dan PLT Sampah Kota. 

Menteri ESDM Ignasius Jonan menyampaikan, dari 737 pembangkit yang dibangun, saat ini terdapat 68 unit pembangkit senilai Rp 305 miliar yang masih mengalami kendala dalam pengoperasiannya. Kementerian ESDM telah merencanakan perbaikan pada 68 pembangkit EBT bermasalah ini. 

"Pembangkit EBT ini sebenarnya hampir semuanya selesai dibangun. Namun dalam waktu pengoperasiannya sekarang ada yang rusak. (Pembangkit EBT) ini yang rusak ringan dan rusak berat yang sudah dianggarkan di tahun 2018 dan 2019 ini harus segera diperbaiki, tidak bisa tidak. Nantinya setelah diperbaiki, akan diputuskan bisa dioperasikan oleh PLN", terang Menteri ESDM pada Rapat Kerja dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI di Jakarta.

Adapun rincian ke-68 pembangkit tersebut antara lain, PLT Bayu sebanyak 4 unit? total kapasitas 240 kilo Watt (kW), PLT Hybrid Surya-Angin 3 unit total kapasitas 74 kW, PLTMH 5 unit total kapasitas 784 kW, PLTS interkoneksi 4 unit total kapasitas 2.062 kWp dan PLTS terpusat 52 unit total kapasitas 1.420 kWp. 

Jonan juga menjelaskan, pada tahun 2018 ini Kementerian ESDM telah menganggarkan pembangunan pembangkit listrik berbasis EBT yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terpusat saja, dimana pengoperasiannya bisa mandiri oleh penduduk setempat. 

"Untuk PLTMH sebagian besar telah diserahkan kepada PLN sebagai investasi. Hal ini dilakukan mengingat jumlah orang yang dapat mengoperasikan (PLTMH) masih sedikit sekali," ungkap Jonan. (p/ab)